Acara Bau Nyale, sebuah tradisi tahunan masyarakat Sasak, akan segera diselenggarakan di Pantai Seger, Kuta, Lombok Tengah, NTB, pada bulan Februari ini. Acara ini memiliki makna yang mendalam, yaitu mengenang legenda Putri Mandalika yang konon menjelma menjadi cacing nyale dan melompat ke laut untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkannya. Putri Mandalika berpesan kepada Rakyatnya untuk mencarinya pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak dan akan muncul menjelma menjadi Nyale.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, bersama tokoh agama, tokoh adat dan budaya telah menentukan hari Bau Nyale atau menangkap cacing laut melalui Sangkep Warige atau rapat penentuan hari Bau Nyale yang jatuh pada tanggal, 18 – 19 Februari 2025. Namun, pada Minggu pagi, (16/2/2025), masyarakat sudah mulai menangkap Nyale di sepanjang Pantai Selatan Lombok Tengah.
Acara Bau Nyale juga memiliki tujuan yang penting, yaitu melestarikan tradisi dan budaya masyarakat Sasak, mengembangkan pariwisata di Lombok, meningkatkan kesadaran dan penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi, serta memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Sasak terhadap budaya dan tradisi mereka.
Secara spiritual, acara Bau Nyale merupakan peringatan atas legenda Putri Mandalika yang konon menjelma menjadi cacing nyale dan melompat ke laut untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkannya. Acara ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap jiwa Putri Mandalika yang dianggap sebagai simbol keberanian dan kesetiaan.
Dari segi budaya, acara Bau Nyale merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Sasak di Lombok. Acara ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Lombok, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi.
Dengan demikian, acara Bau Nyale merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi masyarakat Sasak dan pariwisata di Lombok.
Aman Keseq